Rabu, 29 Juni 2016

Seindah pelangi

Detik berlalu begitu saja.. ya bisa dibilang seperti daun yg jatuh berguguran. Kau tahu kenapa? terpaan angin yg kencang mengugurkan daun sekejap saja tanpa tau rasanya dihempas. Tapi angin? Ia tetap bertahan ditengah hempasannya. Walau akhirnya ia tahu, ia akan terhempas untuk kesekian kalinya. Ia tak pernah menyalahkan angin, ia mengiklaskan negitu saja. Dan dari situ aku mulai belajar iklas dari angin.
Tak hanya detik, matahari terbit pun kunjung tertutup sosok anggun senja yg brti hari juga tlah berakhir. Kotaku mulai ramai, suara yg selalu kurindukan selalu datang dimalamku yg sepi. Ia selalu memelukku erat dalam setiap senduku. Ia jadi sosok yang tak pernah meninggalkanku. Ia mampu membuatku kembali mengingat segala isakku. Kau tahu ia siapa? Ia hujan. Sesederhana itu.. aku selalu bahagia saat hujan membunyikan rintikannya. Bujan mampu membuat aku tidak merasa sendiri disaat semua yg aku sayang pergi. Tapi.. hujan juga yg membuat aku harus menangis terisak tanpa kenal lelah. Ia kembali merusak semua baja yg tlah menguatkanku. Oh damn.. harus darimana lagi aku mulai melupakan bila hujan selalu kembali mengingatkanku? pikirku. Tapi sayang, hati dan mulutku tak pernah bisa sejoli. Saling berlawan arus, hatiku terlalu.... ah lemah. Malam ini aku membuka lagi segala memori. Perlahan aku ingat, perlahan aku kenang, dan ternyata aku gagal menyembunyikan segala tangisku. Diiringi hujan tangisku tak kunjung usai. Makin deras, aku semakin tak kuasa. Hujan selalu mengingatkanku pada dia. Dia yg kuanggap sosok pelangiku. Ia seperti hujan saat denganku. Ia tahu rasanya jatuh kembali itu sakit, tp ia tetap melakukannya untukku. Dia pengobat segala lara masa laluku. Ia sosok pelangi setelah aku merasakan sakit dimasa laluku. Dalam hujan aku temukan sosoknya. Tak disisi tapi ia selalu seperti ada disisiku. Sosok terbaik sepanjang masaku mengenal lelaki. Ia tak seperti yg lain yg meninggalkanku saat sakit kerasku menyerang. Tapi, aku dan dia seperti tom and jerry ditiap harinya hahaha lucu. Aku tau pasti membosankan trus bgtu setiap harinya. Hingga ia lelah dan pergi menghempaskanku seperti daun yg jatuh. Dari situ aku perlahan benci hujan karena ia mendatangkan pelangi. Kau tau kenapa? Pelangi yg ku anggap dalam sosok dirinya tak seperti apa itu pelangi. Dan lagi aku menemukan lelaki yg se-la-lu sa-ma, yg pergi untuk sosok yg lain..